Ilustrasi |
Hal itu disampaikannya dalam makalah "Pemanfaatan Ilmu Genetika Dalam Akuakultur" dalam kuliah umum Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta (FPIK-UBH) di Padang, Minggu.
Menurut dia, akuakultur akan memegang peranan penting untuk mensuplai kebutuhan pangan khususnya dari hasil perikanan di masa depan.
Ia mengatakan, saat ini perkembangan produksi budidaya perikanan sangat pesat dibanding sektor lainnya.
Ia menilai, rekayasa genetik ikan merupakan alternatif pengembangan budidaya perikanan masa depan karena pertumbuhan ikan yang lebih cepat dari ikan alami.
Selain itu, penggunaan makanan pakan untuk ikan hasil rekayasa genetika ikan ini lebih efisien sekitar 30 persen dibanding ikan alami, tambahnya.
Ia menyebutkan, budidaya perikanan yang beroperasi pada tahun 2015 akan menyediakan setengah dari seluruh pasokan ikan yang tersedia.
Total permintaan dunia produk budidaya dan penangkapan perikanan pada tahun itu diproyeksikan meningkat hampir 50 juta ton, dari 133 juta ton pada awal tahun 2000-an menjadi 183 juta ton pada 2015 berdasarkan penelitian FAO.
Pada sisi lain, ia menyebutkan, ikan hasil rekayasa tidak akan mengancam populasi alami perikanan apabila masuk ke perairan umum karena ikan steril ini tidak dapat bereproduksi.
Ia menjelaskan, untuk mencapai ukuran pasar, ikan hasil rekayasa tumbuh dua kali lebih cepat dan mengkonversi pakan menjadi massa tubuh 10 persen hingga 30 persen lebih efisien dibanding ikan alami.(*)